makananhewani.com - Coklat adalah salah satu makanan yang paling disukai di seluruh dunia. Dengan rasa manis yang lezat dan tekstur yang menggoda, coklat telah menjadi camilan favorit banyak orang. Namun, tahukah Kamu bahwa proses pembuatan coklat dari biji kakao hingga menjadi coklat yang siap disantap adalah sebuah perjalanan yang menarik dan rumit? Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi proses pembuatan coklat dari awal hingga akhir.
Baca juga: Stres dan Coklat: Hubungan Antara Kebahagia Emosional dan Kenikmatan Manis
1. Pengumpulan Biji Kakao
Biji kakao diperoleh dari phon kakao. Pohon kakao menghasilkan buah yang ketika matang berwarna kuning dan siap dipanen. Pohon kakao ini tumbuh terutama di daerah tropis seperti Amerika Selatan, Afrika Barat, dan Asia. Setelah dipanen, biji kakao dipisahkan atau diekstraksi dari kulit buahnya.
2. Fermentasi
Biji kakao yang baru saja diekstraksi memiliki rasa yang pahit. Untuk menghilangkan rasa ini, biji kakao harus difermentasi. Biasanya, biji kakao ditempatkan dalam keranjang atau kotak kayu dan dibiarkan difermentasi selama beberapa hari. Proses fermentasi ini mengubah rasa biji kakao menjadi lebih enak dan mengembangkan karakteristik rasa yang khas.
3. Pengeringan
Setelah difermentasi, biji kakao harus dikeringkan. Proses pengeringan ini dapat dilakukan di bawah sinar matahari atau dengan menggunakan alat pengering khusus. Tujuan dari pengeringan adalah mengurangi kadar air dalam biji kakao sehingga mereka dapat disimpan dengan baik dan tidak berjamur.
4. Pemanggangan
Biji kakao yang sudah dikeringkan kemudian dipanggang. Proses pemanggangan ini sangat penting karena itu yang akan memberikan karakteristik warna dan rasa yang kita kenal. Selama pemanggangan, biji kakao mengalami berbagai perubahan kimia yang menghasilkan aroma dan rasa coklat yang khas.
5. Pemecahan dan Penggilingan
Baca juga: Coklat untuk Kesehatan: Meningkatkan Hidup dengan Rasa Manis
Setelah pemanggangan, biji kakao menjadi rapuh dan dapat dengan mudah dipecah. Biji-biji ini kemudian digiling menjadi pasta yang dikenal sebagai "massa kakao". Pada tahap ini, pasta kakao masih sangat kasar dan pahit. Untuk membuat coklat yang lebih halus, pasta kakao ini akan digiling lebih lanjut hingga menjadi bubuk kakao.
6. Conching
Untuk menghasilkan coklat yang halus dan lembut di lidah, bubuk kakao harus diberi perawatan lebih lanjut dalam mesin yang disebut conching. Proses ini melibatkan pengadukan bubuk kakao secara konstan. Proses conching ini menghilangkan semua rasa asam, mengurangi kelembaban, dan melapisi setiap partikel cokelat dengan lapisan dari lemak kakao. Nantinya, cokelat yang dihasilkan akan lebih lembut dalam tekstur dan rasa
7. Pencampuran dan Pencetakan
Selanjutnya, coklat dibentuk sesuai dengan produk akhir yang diinginkan. Bubuk kakao, massa kakao, gula, susu, dan bahan-bahan lainnya dicampur dalam proporsi yang tepat. Kemudian, campuran ini dipanaskan, dicairkan, dan dicampur hingga homogen. Hasilnya adalah coklat cair yang siap dibentuk menjadi berbagai bentuk seperti batangan coklat, permen coklat, atau coklat cair.
8. Pendinginan dan Pembekuan
Setelah dicetak, coklat harus didinginkan dan dibekukan. Ini adalah tahap penting untuk memastikan coklat membeku dengan baik dan memiliki tekstur yang tepat. Proses ini dilakukan dengan cepat agar coklat tidak terlalu lama terpapar udara, yang dapat mengakibatkan perubahan rasa dan tekstur.
9. Pengepakan
Akhirnya, coklat yang sudah dibekukan akan dipotong atau dipisahkan sesuai dengan kebutuhan dan kemudian dikemas dengan rapi. Pengepakan coklat yang baik adalah langkah terakhir dalam proses pembuatan coklat sebelum coklat siap untuk dikonsumsi atau dijual ke pasar.
Proses pembuatan coklat dari biji kakao hingga menjadi coklat yang siap disantap adalah perjalanan yang panjang dan kompleks. Setiap langkah dalam proses ini memainkan peran penting dalam menghasilkan coklat dengan rasa dan tekstur yang kita nikmati hari ini. Jadi, ketika Kamu menikmati sepotong coklat, ingatlah bahwa ada banyak usaha dan tahap yang telah dilalui untuk membuatnya begitu lezat.
Baca juga: Jahe sebagai Pilihan Sehat: Eksplorasi Manfaatnya