makananhewani.com - Daya tarik komersial tongkol berasal dari ketersediaan dan aksesibilitasnya yang luas. Tongkol ditangkap baik dari alam liar dan akuakultur, sehingga memastikan pasokan yang stabil sepanjang tahun. Tongkol sering diproses dan dijual dalam berbagai bentuk, termasuk ikan kalengan, yang memberikan kemudahan dan memperpanjang masa simpannya.
Tongkol, seperti banyak jenis ikan lainnya, dapat mengandung bakteri, termasuk bakteri penghasil histamin. Jika tongkol tidak ditangani dan disimpan dengan benar, bakteri ini dapat berkembang biak dengan cepat, yang mengarah pada konversi histidin menjadi histamin. Dengan memastikan penanganan dan penyimpanan yang tepat, seperti segera mendinginkan ikan setelah ditangkap dan menyimpannya pada suhu rendah, pertumbuhan bakteri dapat dihambat, sehingga mengurangi risiko pembentukan histamin.
Baca juga: 5 Keunggulan Metode Pengasinan Ikan
Keracunan ikan tongkol dapat disebabkan oleh dua kondisi yang berbeda, keracunan scombroid dan keracunan merkuri.
1. Keracunan scombroid
Jenis keracunan ini disebabkan oleh konsumsi ikan tertentu, termasuk ikan tongkol, yang tidak disimpan atau dibekukan dengan baik. Ketika ikan seperti tongkol tidak didinginkan pada suhu rendah setelah ditangkap, bakteri yang menghasilkan histamin dapat berkembang biak dan mengubah histidin (asam amino yang terdapat dalam daging ikan) menjadi histamin. Histamin adalah racun yang dapat menyebabkan keracunan scombroid ketika dikonsumsi. Gejala keracunan scombroid biasanya muncul dalam waktu singkat setelah mengonsumsi ikan yang terkontaminasi dan dapat meliputi kemerahan kulit, sakit kepala, keringat berlebih, pusing, mual, muntah, dan diare.
2. Keracunan merkuri
Merkuri adalah logam berat beracun yang dapat mengakumulasi dalam jaringan ikan tertentu, termasuk beberapa spesies ikan tongkol. Ikan predator yang lebih besar seperti tongkol cenderung mengumpulkan lebih banyak merkuri karena mereka memakan ikan yang lebih kecil yang juga mengandung merkuri. Ketika manusia mengonsumsi ikan yang terkontaminasi tingkat merkuri yang tinggi selama jangka waktu lama, dapat menyebabkan keracunan merkuri. Gejala keracunan merkuri dapat meliputi masalah neurologis, kesulitan kognitif, kelemahan otot, dan masalah kesehatan lainnya. Penting untuk dicatat bahwa tidak semua spesies ikan tongkol memiliki tingkat merkuri yang tinggi.
Baca juga: 9 Resep Daging Sapi Pedas yang Simpel, Empuk, dan Lezat
Untuk meminimalkan risiko keracunan scombroid dan keracunan merkuri, disarankan untuk menangani dan menyimpan ikan dengan baik, memastikan bahwa ikan didinginkan atau dibekukan pada suhu yang tepat. Selain itu, mengikuti panduan dan peringatan lokal mengenai konsumsi ikan dapat membantu mengurangi risiko keracunan merkuri.
Baca juga: Berikut Ini Hidangan Kari Kambing Khas Asia Selatan