makananhewani.com - Susu mengandung protein dan lemak yang mudah rusak oleh bakteri. Oleh karena itu, susu yang baru saja diperah harus disimpan dalam suhu rendah untuk menghambat kerusakan. Dan sebelum dikonsumsi, susu harus dipanaskan terlebih dahulu untuk mengurangi jumlah mikroorganisme pada susu. Ada tiga macam susu menurut cara pemanasannya. Bila kamu mencari produk susu sapi di supermarket, kamu mungkin menyadari bahwa ada dua jenis produk susu sapi yang paling banyak ditemukan, yaitu susu UHT (Ultra High Temperature) dan susu pasteurisasi. Apa bedanya?
Baca juga: Prosedur Pendaftaran Merek Internasional di Indonesia
1. Susu pasteurisasi
Susu pasteurisasi mengalami proses pemanasan selama 10 - 15 detik pada suhu 75 - 85o Celcius. Cara ini bisa dilakukan di rumah dengan cara yang sama dengan melelehkan coklat. Susu dituang ke panci atau wadah tahan panas lainnya, kemudian merendam kurang lebih separuh wadah berisi susu tersebut ke panci berisi air. Selanjutnya, panaskan dengan api sedang, sambil aduk susu pelan-pelan supaya lemak susu tidak terpisah. Tandanya susu mencapai suhu sekitar 75o Celcius adalah saat mulai muncul gelembung atau terdengar suara mendesis. Karena suhu pemanasannya tidak terlalu tinggi, gizinya tidak banyak berubah, tapi masih mudah rusak karena bakteri. Susu pasteurisasi hanya bisa disimpan selama kurang lebih 1 minggu dalam lemari pendingin.
2. Susu sterilisasi
Proses sterilisasi menggunakan suhu di atas 100oC yaitu sekitar 110 – 121oC, dengan lama proses antara 20 – 45 detik. Proses ini membunuh sebagian besar mikroorganisme, termasuk spora-spora dan bakteri yang membusukkan susu. Namun karena suhunya sangat tinggi, sejumlah gizi mengalami kerusakan, di antaranya vitamin B dan asam folat. Selain itu, sebagian besar protein akan menggumpal dan mempengaruhi penyerapannya oleh tubuh.
Suhu tinggi jika menyebabkan perubahan tekstur, rasa dan warna yang mungkin tidak disukai sebagian orang. Namun keuntungannya, susu steril bisa disimpan pada suhu ruang dalam jangka waktu sekitar 10 bulan, selama kemasan belum dibuka.
3. Susu UHT (Ultra High Temperature)
Suhu yang digunakan dalam proses UHT lebih tinggi daripada sterilisasi, tapi dalam waktu lebih singkat. Proses UHT menggunakan suhu 130-150°C selama 2-5 detik. Seperti proses sterilisasi, sebagian besar mikroorganisme dalam susu mati, sehingga masa simpannya kurang lebih sama dengan susu sterilisasi. Namun karena waktu pemanasannya sangat singkat, kerusakan gizi pada susu UHT tidak sebesar pada susu sterilisasi. Perubahan tekstur, rasa, dan warna juga tidak
Baca juga: Susu Almond vs. Susu Kedelai: Mana yang Lebih Menyehatkan?
Susu pasteurisasi tidak melalui proses pemanasan dengan suhu tinggi seperti susu UHT, sehingga kandungan gizi dalam susu pasteurisasi tidak banyak berubah. Hal ini membuat susu pasteurisasi memiliki tekstur yang lebih kental dan rasa yang lebih kuat dibandingkan rasa susu UHT.
Sedangkan proses pemanasan dengan suhu tinggi membuat kandungan gizi dalam susu UHT berubah dan memiliki kandungan protein yang lebih rendah daripada susu pasteurisasi. Selain itu, kalsium yang tadinya bersifat larut dalam susu akan berubah menjadi kalsium yang tidak larut yang sulit diserap tubuh setelah sterilisasi dengan suhu tinggi.
Namun, proses pemanasan yang dilakukan baik pada susu pasteurisasi dan susu UHT bisa membuat kedua susu tersebut kehilangan beberapa vitamin. Kedua susu tersebut biasanya memiliki fortifikasi, yaitu proses penambahan mikronutrien atau vitamin pada makanan.
Susu UHT lebih tahan lama dibandingkan susu pasteurisasi karena melalui proses pengolahan yang cukup panjang. Susu UHT bisa bertahan selama 12 bulan dalam kemasan dan lima hari setelah kemasan dibuka. Susu UHT juga tidak perlu disimpan dalam lemari pendingin.
Sedangkan susu pasteurisasi hanya bisa bertahan selama 4-5 jam dalam suhu ruangan, jadi harus segera dimasukkan ke dalam lemari es setelahnya. Selain itu, dalam kemasan yang sudah dibuka, susu pasteurisasi hanya bertahan selama tiga hari.
Itulah perbedaan susu UHT dan susu pasteurisasi yang perlu diketahui. Baik susu UHT dan susu pasteurisasi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dari segi nutrisi, susu pasteurisasi lebih unggul. Namun, dari segi tingkat sterilisasi dan juga kemudahan penyimpanannya, susu UHT lebih unggul.